Kamis, 19 April 2018

Kekuatan Cinta Kita

Demi cintaku untukmu

Kemana ku pergi kaukan ku bawa

Walau ku harus menyebrangi pulau sebelah



Demi cintaku padamu lautan luas takkan jadi pemisah

Demi cinta kita menderitapun ku rela, asal selalu dengamu

Demi untuk selalu bersama denganmu uangpun tak kan ku sayang

Asal kau dan aku berjumpa, asalkan kita bersama

Hingga kelak tiba waktunya
Waktu dimana kau dan aku menjadi kita
Ya kita, kita yang tak kan terpisahkan lagi oleh jarak dan waktu

Kau dan aku tau tak mudah menjadi kita
Namun diatas komitmen cinta ini, 
Ya komitmen yang membuat kau dan aku akan selalu mengalami cinta mula-mula
Cinta yang mampu membuat kau dan aku sekuat ini
Kau dan aku akan menjadi kita

Dan kita hanya kita, berdua duduk bersama di sebuah kursi,
Hanya kita tiada yang mengganggu
Hanya kau dan aku menjadi kita, bersama nyanyikan lagu cinta,
Lagu yang kan mengisahkan cinta kau dan aku
Walaupun di pisah laut dan pantai, api dan bara
Cinta kita takkan sirna, cinta ini tetap seperti cinta mula-mula

Sabtu, 24 Februari 2018

PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN DI INGGRIS DENGAN INDONESIA

A.      Sistem Pendidikan di Inggris
Secara garis besar, sistem pendidikan di Inggris adalah sebagai berikut:
1.       Pendidikan Wajib
a.       Sekolah Dasar
Dimulai pada umur 5 – 11 tahun. Tidak ada ujian kecuali pada usia tujuh tahun, anak (siswa) diharuskan menempuh ujian kemampuan. Penekanan ada pada belajar secara praktikal dibandingkan menghafal.
b.       Sekolah Menengah
Dimulai dari umur 11 – 16 tahun. Disinilah mulai dilaukan pendalaman pelajaran. Di tahun ke-4, siswa mengikuti ujian GSCE. Setelah ujian tersebut, siswa dapat  bekerja, mengikuti program training di sekolah kejuruan atau teknik, atau melanjutkan 2 tahun lagi untuk menyiapkan diri bagi ujian masuk universitas, yang dikenal dengan A-Levels.
2.      Pendidikan Pilihan
a.     A levels
A Levels adalah lanjutan dari sekolah menengah atas jika mereka ingin masuk ke bangku universitas.Ditempuh selama 2 tahun.
b.         Program sarjana
c.         Pasca sarjana dan doktoral

Pada dasarnya, sekolah-sekolah di Inggris menanamkan sikap tanggung jawab terhadap diri sendiri. Hal ini dilakkan untuk membentuk kedaulatan sendiri (self government). Sikap ini memberikan kebebasan pada siswa untuk mengatur sekolahnya sendiri secara kolektif dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi. Dengan metode tersebut diharapkan siswa menjadi pribadi yang mandiri pada saat dewasa nanti.
Pendekatan pendidikan yang diterapkan yaitu discovery. Implikasi dari pendekatan ini yaitu siswa dididik untuk mampu melakukan penelitian agar dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Dengan catatan mereka tidak boleh takut dan tidak boleh malas. Dengan melakukan penelitian, siswa akan menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya khasanah pengetahuannya.
Corak sistem pendidikan di Inggris yaitu pendalaman pada aspek tertentu atau dapat dikatakan sekolah di Inggris lebih mementingkan spesialisasi keahlian dan keterampilan dalam berbagai lapangan hidup sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa. Dengan sistem ini maka cara yang tepat untuk memperdalam ilmu adalah dengan melalui penjurusan. Pendalaman keahlian dan keterampilan biasanya dilakukan pada tingkat menengah.
Pengembangan bidang teknologi praktis di tingkat menengah dan teknologi akademis di tingkat akademi dan perguruan tinggi benar- benar telah di mulai secara terarah pada tingkat sekolah dasar dan menengah. Pengarahan demikian akan mempermudah siswa- siswa untuk memilih langsung terjun ke dunia kerja atau meneruskan ke tingkat pendidikan tinggi. Demikian pula pengembangan bidang- bidang disiplin ilmu social dan humaniora serta arts (seni budaya) atau bahasa.
Dengan demikian, pola pengembangan pendidikan dalam sistem pendidikan di Inggris adalah dengan menggunakan pola press schematic. Pola ini berarti menunjukkan bahwa pendidikan Inggris menginginkan siswa-siswanya menjadi tenaga ahli di bidang masing-masing.
Pendidikan agama juga diterapkan di negara Inggris. Adapun pendidikan agama di sana adalah pendidikan agama Kristen. Pendidikan agama Kristen ini dilaksanakan untuk memperkuat kepribadian siswa dalam rangka memperdalam kekhususan ilmu pengetahuan.
Pemerintah Inggris juga memberikan otonomi bagi organisasi keagamaan yang ingin mendirikan sekolah dengan cirinya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan demokratisasi dalam pendidikan. Meskipun demikian, pemerintah berhak mengawasi dan mencampuri bila perlu. Campur tangan pemerintah hanya sebatas pada tingkat dasar dan menengah. Sedangkan untuk Universitas baik negeri maupun swasta merupakan lembaga otonom yang bebas dari campur tangan pemerintah.

B.       Perbandingan Sistem Pendidikan di Inggris dengan Indonesia
Secara garis besar sistem pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1.      Taman Kanak-kanak
2.      Wajib Belajar 9 tahun (SD/MI sampai SMP/MTs)
3.      Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/SMK)
4.      Perguruan Tinggi.
Dan baru-baru ini pemerintah akan mencanangkan wajib belajar 12 tahun yang artinya pendidikan minimal bagi warga Indonesia adalah sampai pada tingkat sekolah menengah atas. Selain itu juga ada sekolah-sekolah swasta yang berlandaskan agama seperti SD-IT,SMP-IT dan lain-lain.
Jika dilihat secara sekilas sistem pendidikan yang ada di Indonesia hampir mirip dengan sistem pendidikan yang ada di Inggris. Hal ini tentunya terlepas dari segi ekonomi yang memang Indonesia masih sangat jauuh tertinggal.
Namun, selain dari segi material ada perbedaan yang mencolok juga dari sistem pendidikan di Inggris dengan Indonesia. Perbedaan tersebut terdapat pada pola sistem pendidikan. Seperti yang telah disebut di depan bahwa sistem pendidikan di Inggris lebih mementingkan spesialisasi keahlian dan keterampilan yang mendalam sehingga pola yang diterapkan adalah pola press schematic.Sedangkan di Indonesia, pola yang diterapkan kebanyakan adalah pola breadth schematic sehingga kedalaman ilmunya juga kurang.
Pola breadth schematic terlihat dari banyaknya jumlah mata pelajaran yang ada. Rata-tata mata pelajaran yang harus dikuasai siswa dalam satu tahun ajaran adalah sekitar 14-16 mata pelajaran, dengan materi yang banyak, abstrak dan kurang fungsional.
Dengan sistem tersebut berimplikasi pada pemaksaan pendidikan kepada siswa sehingga membuat  mereka tertekan. Akibatnya siswa menjadi malas sekolah, takut, jika nantinya mereka tidak lulus lantaran tidak bisa menguasai seluruh mata pelajaran. Hal ini dikarenakan aspek yang dibangun adalah dari segi kognisi saja yang terlihat pada raport. Pemenuhan kebutuhan siswa dalam menghadapi hidup sangat kurang. Akhirnya banyak sekali pengangguran yang ada di Indonesia yang tidak sedikit dari mereka adalah orang-orang yang mengenyam pendidikan.
Negara Indonesia seharusnya dapat belajar dari pola sistem Inggris tersebut. Jangan hanya menekankan pada aspek kognisi dengan memberikan materi pelajaran yang overload. Seharusnya dari tingkat SD, para guru bekerjasama dengan orang tua saling memperhatikan kegiatan siswa mengenai bakat dan minatnya. Dengan mengetahui hal tersebut, guru dapat memberikan bimbingan agar siswa tersebut dapat berkembang dengan baik.
Perlu menjadi catatan bahwa anak yang tumbuh tersebut bukanlah budak pendidikan yang hanya dijejali dengan doktrin-doktrin dan pemaksaan baik dari orang tua maupun guru itu sendiri. Biarkan mereka berkembang sesuai denagn bakatnya masing-masing karena setiap manusia itu pasti memiliki potensi masing-masing. Orang tua dan guru hanyalah sebagai pembimbing agar mereka berkembanng sesuai fitrahnya. Poin ini juga penting untuk menumbuhkan jiwa kemandirian dan sikap penelitian (discover)  anak seperti yang dilakukan di Inggris.
Mengenai masalah penjurusan, menurut kabar terkahir, pemerintah juga mulai merencakan akan membuat sekolah kejuruan yang lebih banyak dengan presentase sekitar 70% untuk sekolah kejuruan. Dengan demikian pemerintah berusaha agar tingkat keahlian para siswa lebih mendalam. Penambahan sekolah kejuruan ini memang perlu dilakukan mengingat ke depannya Indonesia akan menghadapi pasar bebas. Jika seorang siswa tidak punya spesialisasi tertentu maka akan kalah saing dengan orang-orang asing yang akan memasuki Indonesia.   
Dari uraian di atas, tentunya masing-masing pola tersebut memiliki kelebihan dan kelemahannya. Namun, bangsa yang besar tentunya mau belajar dari bangsa lain yang lebih maju. Perbandingan pendidikan ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk membuat sebuah sistem pendidikan yang lebih baik.


Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Inggris
a.      Penyelenggaraan sistem pendidikan dasar di Inggris lebih menekankan pada praktek daripada teori.
b.      Sekolah dasar di negara tersebut diperuntukkan untuk anak usia 5 sampai 11 tahun dan berlangsung dalam kurun waktu kurang lebih 6 tahun.
c.       Dalam sistem pendidikan di Inggris tidak ada sistem ujian untuk naik ke kelas selanjutnya.
d.      Ujian kemampuan dasar dilakukan hanya satu kali ketika siswa berumur 7 tahun. Tahun pertama dan kedua disebut infants dan tahun ketiga sampai keenam disebut Junior.
e.       Kurikulum mata pelajaran yang diajarkan pada sekolah dasar di sana antara lain bahasa Spanyol, matematika, IPA, IPS, pelatihan berupa pelatihan musik, seni, estetika, dan kerajinan tangan serta pelajaran olahraga atau pendidikan jasmani.
a.       Penyelenggaraan sistem pendidikan dasar di Indonesia lebih menekankan pada teori daripada praktek.
b.      Sekolah dasar di Indonesia diperuntukkan untuk anak usia 6 sampai 11 tahun dan berlangsung dalam kurun waktu 6 tahun.
c.        Jenjang sekolah dasar di Indonesia yaitu jenjang kelas I-VI.
d.      Dalam sistem pendidikan di Indonesia mengenal yang namanya ujian kenaikan kelas, yaitu yang dilaksanakan pada akhir semester kedua.
e.       Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan cara Ujian Nasional. Jika siswa tidak lulus ujian nasional tahap 1, siswa harus mengikuti UN tahap 2. Jika siswa tidak lulus pada tahap 2, mereka harus mengikuti program kejar paket.
f.       Kurikulum mata pelajaran yang diajarkan antara lain Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta Muatan Lokal.
Keunggulan sistem pendidikan di Inggris yaitu menganut pola press shcematic. Itu artinya bahwa kurikulum mata pelajaran yang diajarkan tidak terlalu banyak yang dipelajari dan siswa akan lebih terfokus dan terspesialisasi, sehingga akan lebih dapat memahami dan memaknai apa yang diajarkan. Selain itu siswa-siswa dalam belajar tidak seperti banyak mendapatkan tekanan selama bersekolah. Waktu studi di sana lebih singkat daripada di Indonesia. Sekolah bagi mereka adalah tempat untuk bermain, berkreasi, dan berdiskusi. Di Inggris biaya sekolah sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah. Guru-guru yang ada di sana juga sangat berkompeten dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualifikasi pendidikan di Inggris dikenal dan diakui secara internasional. Standar kualitas institusi Inggris adalah salah satu yang terbaik di dunia. Metode pengajaran yang digunakan bertujuan untuk mempersiapkan murid dengan keterampilan yang diperlukan di pasar global. Sekolah menyediakan berbagai macam jurusan yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan murid.

Keunggulan sistem pendidikan di Indonesia yaitu dalam kurikulum mata pelajaran mengajarkan mata pelajaran agama dan pendidikan kewarganegaraan. Melalui pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan tersebut diharapkan akan melahirkan warganegara yang memiliki moral yang baik. Selain mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan juga diajarkan mata pelajaran muatan lokal. Dengan mata pelajaran muatan lokal, maka akan dapat membantu melestarikan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.
Berdasarkan temuan keunggulan sistem pendidikan Indonesia, sistem `pendidikan di Indonesia agar lebih baik lagi harus sedikit meniru sistem pendidikan di negara Inggris yang tidak terlalu banyak memberikan kurikulum mata pelajaran. Pendidikan lebih menekankan pada praktek daripada teori. Selama ini, siswa di Indonesia lebih ditekankan pada aspek kognitifnya saja dan siswa dituntut untuk belajar banyak teori. Akan lebih baik apabila kognitif, afektif dan psikomotornya diberikan secara seimbang. Kesempatan warga untuk memperoleh pendidikan di Indonesia juga masih sulit dijangkau. Padahal pemerintah mencanangkan dana sebesar 20% dari APBN untuk pendidikan. Akan tetapi istilah sekolah gratis masih belum terealisasikan pada kenyataannya. Pemerintah harus mengatur ulang pendanaan yang diberikan agar setiap warga dapat merasakan pendidikan secara merata. Guru di Indonesia juga harus dibina lagi hatinya supaya bisa melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing dan pendidik dengan baik