Kamis, 19 April 2018

Kekuatan Cinta Kita

Demi cintaku untukmu

Kemana ku pergi kaukan ku bawa

Walau ku harus menyebrangi pulau sebelah



Demi cintaku padamu lautan luas takkan jadi pemisah

Demi cinta kita menderitapun ku rela, asal selalu dengamu

Demi untuk selalu bersama denganmu uangpun tak kan ku sayang

Asal kau dan aku berjumpa, asalkan kita bersama

Hingga kelak tiba waktunya
Waktu dimana kau dan aku menjadi kita
Ya kita, kita yang tak kan terpisahkan lagi oleh jarak dan waktu

Kau dan aku tau tak mudah menjadi kita
Namun diatas komitmen cinta ini, 
Ya komitmen yang membuat kau dan aku akan selalu mengalami cinta mula-mula
Cinta yang mampu membuat kau dan aku sekuat ini
Kau dan aku akan menjadi kita

Dan kita hanya kita, berdua duduk bersama di sebuah kursi,
Hanya kita tiada yang mengganggu
Hanya kau dan aku menjadi kita, bersama nyanyikan lagu cinta,
Lagu yang kan mengisahkan cinta kau dan aku
Walaupun di pisah laut dan pantai, api dan bara
Cinta kita takkan sirna, cinta ini tetap seperti cinta mula-mula

Sabtu, 24 Februari 2018

PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN DI INGGRIS DENGAN INDONESIA

A.      Sistem Pendidikan di Inggris
Secara garis besar, sistem pendidikan di Inggris adalah sebagai berikut:
1.       Pendidikan Wajib
a.       Sekolah Dasar
Dimulai pada umur 5 – 11 tahun. Tidak ada ujian kecuali pada usia tujuh tahun, anak (siswa) diharuskan menempuh ujian kemampuan. Penekanan ada pada belajar secara praktikal dibandingkan menghafal.
b.       Sekolah Menengah
Dimulai dari umur 11 – 16 tahun. Disinilah mulai dilaukan pendalaman pelajaran. Di tahun ke-4, siswa mengikuti ujian GSCE. Setelah ujian tersebut, siswa dapat  bekerja, mengikuti program training di sekolah kejuruan atau teknik, atau melanjutkan 2 tahun lagi untuk menyiapkan diri bagi ujian masuk universitas, yang dikenal dengan A-Levels.
2.      Pendidikan Pilihan
a.     A levels
A Levels adalah lanjutan dari sekolah menengah atas jika mereka ingin masuk ke bangku universitas.Ditempuh selama 2 tahun.
b.         Program sarjana
c.         Pasca sarjana dan doktoral

Pada dasarnya, sekolah-sekolah di Inggris menanamkan sikap tanggung jawab terhadap diri sendiri. Hal ini dilakkan untuk membentuk kedaulatan sendiri (self government). Sikap ini memberikan kebebasan pada siswa untuk mengatur sekolahnya sendiri secara kolektif dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi. Dengan metode tersebut diharapkan siswa menjadi pribadi yang mandiri pada saat dewasa nanti.
Pendekatan pendidikan yang diterapkan yaitu discovery. Implikasi dari pendekatan ini yaitu siswa dididik untuk mampu melakukan penelitian agar dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Dengan catatan mereka tidak boleh takut dan tidak boleh malas. Dengan melakukan penelitian, siswa akan menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya khasanah pengetahuannya.
Corak sistem pendidikan di Inggris yaitu pendalaman pada aspek tertentu atau dapat dikatakan sekolah di Inggris lebih mementingkan spesialisasi keahlian dan keterampilan dalam berbagai lapangan hidup sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa. Dengan sistem ini maka cara yang tepat untuk memperdalam ilmu adalah dengan melalui penjurusan. Pendalaman keahlian dan keterampilan biasanya dilakukan pada tingkat menengah.
Pengembangan bidang teknologi praktis di tingkat menengah dan teknologi akademis di tingkat akademi dan perguruan tinggi benar- benar telah di mulai secara terarah pada tingkat sekolah dasar dan menengah. Pengarahan demikian akan mempermudah siswa- siswa untuk memilih langsung terjun ke dunia kerja atau meneruskan ke tingkat pendidikan tinggi. Demikian pula pengembangan bidang- bidang disiplin ilmu social dan humaniora serta arts (seni budaya) atau bahasa.
Dengan demikian, pola pengembangan pendidikan dalam sistem pendidikan di Inggris adalah dengan menggunakan pola press schematic. Pola ini berarti menunjukkan bahwa pendidikan Inggris menginginkan siswa-siswanya menjadi tenaga ahli di bidang masing-masing.
Pendidikan agama juga diterapkan di negara Inggris. Adapun pendidikan agama di sana adalah pendidikan agama Kristen. Pendidikan agama Kristen ini dilaksanakan untuk memperkuat kepribadian siswa dalam rangka memperdalam kekhususan ilmu pengetahuan.
Pemerintah Inggris juga memberikan otonomi bagi organisasi keagamaan yang ingin mendirikan sekolah dengan cirinya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan demokratisasi dalam pendidikan. Meskipun demikian, pemerintah berhak mengawasi dan mencampuri bila perlu. Campur tangan pemerintah hanya sebatas pada tingkat dasar dan menengah. Sedangkan untuk Universitas baik negeri maupun swasta merupakan lembaga otonom yang bebas dari campur tangan pemerintah.

B.       Perbandingan Sistem Pendidikan di Inggris dengan Indonesia
Secara garis besar sistem pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1.      Taman Kanak-kanak
2.      Wajib Belajar 9 tahun (SD/MI sampai SMP/MTs)
3.      Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/SMK)
4.      Perguruan Tinggi.
Dan baru-baru ini pemerintah akan mencanangkan wajib belajar 12 tahun yang artinya pendidikan minimal bagi warga Indonesia adalah sampai pada tingkat sekolah menengah atas. Selain itu juga ada sekolah-sekolah swasta yang berlandaskan agama seperti SD-IT,SMP-IT dan lain-lain.
Jika dilihat secara sekilas sistem pendidikan yang ada di Indonesia hampir mirip dengan sistem pendidikan yang ada di Inggris. Hal ini tentunya terlepas dari segi ekonomi yang memang Indonesia masih sangat jauuh tertinggal.
Namun, selain dari segi material ada perbedaan yang mencolok juga dari sistem pendidikan di Inggris dengan Indonesia. Perbedaan tersebut terdapat pada pola sistem pendidikan. Seperti yang telah disebut di depan bahwa sistem pendidikan di Inggris lebih mementingkan spesialisasi keahlian dan keterampilan yang mendalam sehingga pola yang diterapkan adalah pola press schematic.Sedangkan di Indonesia, pola yang diterapkan kebanyakan adalah pola breadth schematic sehingga kedalaman ilmunya juga kurang.
Pola breadth schematic terlihat dari banyaknya jumlah mata pelajaran yang ada. Rata-tata mata pelajaran yang harus dikuasai siswa dalam satu tahun ajaran adalah sekitar 14-16 mata pelajaran, dengan materi yang banyak, abstrak dan kurang fungsional.
Dengan sistem tersebut berimplikasi pada pemaksaan pendidikan kepada siswa sehingga membuat  mereka tertekan. Akibatnya siswa menjadi malas sekolah, takut, jika nantinya mereka tidak lulus lantaran tidak bisa menguasai seluruh mata pelajaran. Hal ini dikarenakan aspek yang dibangun adalah dari segi kognisi saja yang terlihat pada raport. Pemenuhan kebutuhan siswa dalam menghadapi hidup sangat kurang. Akhirnya banyak sekali pengangguran yang ada di Indonesia yang tidak sedikit dari mereka adalah orang-orang yang mengenyam pendidikan.
Negara Indonesia seharusnya dapat belajar dari pola sistem Inggris tersebut. Jangan hanya menekankan pada aspek kognisi dengan memberikan materi pelajaran yang overload. Seharusnya dari tingkat SD, para guru bekerjasama dengan orang tua saling memperhatikan kegiatan siswa mengenai bakat dan minatnya. Dengan mengetahui hal tersebut, guru dapat memberikan bimbingan agar siswa tersebut dapat berkembang dengan baik.
Perlu menjadi catatan bahwa anak yang tumbuh tersebut bukanlah budak pendidikan yang hanya dijejali dengan doktrin-doktrin dan pemaksaan baik dari orang tua maupun guru itu sendiri. Biarkan mereka berkembang sesuai denagn bakatnya masing-masing karena setiap manusia itu pasti memiliki potensi masing-masing. Orang tua dan guru hanyalah sebagai pembimbing agar mereka berkembanng sesuai fitrahnya. Poin ini juga penting untuk menumbuhkan jiwa kemandirian dan sikap penelitian (discover)  anak seperti yang dilakukan di Inggris.
Mengenai masalah penjurusan, menurut kabar terkahir, pemerintah juga mulai merencakan akan membuat sekolah kejuruan yang lebih banyak dengan presentase sekitar 70% untuk sekolah kejuruan. Dengan demikian pemerintah berusaha agar tingkat keahlian para siswa lebih mendalam. Penambahan sekolah kejuruan ini memang perlu dilakukan mengingat ke depannya Indonesia akan menghadapi pasar bebas. Jika seorang siswa tidak punya spesialisasi tertentu maka akan kalah saing dengan orang-orang asing yang akan memasuki Indonesia.   
Dari uraian di atas, tentunya masing-masing pola tersebut memiliki kelebihan dan kelemahannya. Namun, bangsa yang besar tentunya mau belajar dari bangsa lain yang lebih maju. Perbandingan pendidikan ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk membuat sebuah sistem pendidikan yang lebih baik.


Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Inggris
a.      Penyelenggaraan sistem pendidikan dasar di Inggris lebih menekankan pada praktek daripada teori.
b.      Sekolah dasar di negara tersebut diperuntukkan untuk anak usia 5 sampai 11 tahun dan berlangsung dalam kurun waktu kurang lebih 6 tahun.
c.       Dalam sistem pendidikan di Inggris tidak ada sistem ujian untuk naik ke kelas selanjutnya.
d.      Ujian kemampuan dasar dilakukan hanya satu kali ketika siswa berumur 7 tahun. Tahun pertama dan kedua disebut infants dan tahun ketiga sampai keenam disebut Junior.
e.       Kurikulum mata pelajaran yang diajarkan pada sekolah dasar di sana antara lain bahasa Spanyol, matematika, IPA, IPS, pelatihan berupa pelatihan musik, seni, estetika, dan kerajinan tangan serta pelajaran olahraga atau pendidikan jasmani.
a.       Penyelenggaraan sistem pendidikan dasar di Indonesia lebih menekankan pada teori daripada praktek.
b.      Sekolah dasar di Indonesia diperuntukkan untuk anak usia 6 sampai 11 tahun dan berlangsung dalam kurun waktu 6 tahun.
c.        Jenjang sekolah dasar di Indonesia yaitu jenjang kelas I-VI.
d.      Dalam sistem pendidikan di Indonesia mengenal yang namanya ujian kenaikan kelas, yaitu yang dilaksanakan pada akhir semester kedua.
e.       Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan cara Ujian Nasional. Jika siswa tidak lulus ujian nasional tahap 1, siswa harus mengikuti UN tahap 2. Jika siswa tidak lulus pada tahap 2, mereka harus mengikuti program kejar paket.
f.       Kurikulum mata pelajaran yang diajarkan antara lain Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta Muatan Lokal.
Keunggulan sistem pendidikan di Inggris yaitu menganut pola press shcematic. Itu artinya bahwa kurikulum mata pelajaran yang diajarkan tidak terlalu banyak yang dipelajari dan siswa akan lebih terfokus dan terspesialisasi, sehingga akan lebih dapat memahami dan memaknai apa yang diajarkan. Selain itu siswa-siswa dalam belajar tidak seperti banyak mendapatkan tekanan selama bersekolah. Waktu studi di sana lebih singkat daripada di Indonesia. Sekolah bagi mereka adalah tempat untuk bermain, berkreasi, dan berdiskusi. Di Inggris biaya sekolah sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah. Guru-guru yang ada di sana juga sangat berkompeten dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualifikasi pendidikan di Inggris dikenal dan diakui secara internasional. Standar kualitas institusi Inggris adalah salah satu yang terbaik di dunia. Metode pengajaran yang digunakan bertujuan untuk mempersiapkan murid dengan keterampilan yang diperlukan di pasar global. Sekolah menyediakan berbagai macam jurusan yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan murid.

Keunggulan sistem pendidikan di Indonesia yaitu dalam kurikulum mata pelajaran mengajarkan mata pelajaran agama dan pendidikan kewarganegaraan. Melalui pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan tersebut diharapkan akan melahirkan warganegara yang memiliki moral yang baik. Selain mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan juga diajarkan mata pelajaran muatan lokal. Dengan mata pelajaran muatan lokal, maka akan dapat membantu melestarikan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.
Berdasarkan temuan keunggulan sistem pendidikan Indonesia, sistem `pendidikan di Indonesia agar lebih baik lagi harus sedikit meniru sistem pendidikan di negara Inggris yang tidak terlalu banyak memberikan kurikulum mata pelajaran. Pendidikan lebih menekankan pada praktek daripada teori. Selama ini, siswa di Indonesia lebih ditekankan pada aspek kognitifnya saja dan siswa dituntut untuk belajar banyak teori. Akan lebih baik apabila kognitif, afektif dan psikomotornya diberikan secara seimbang. Kesempatan warga untuk memperoleh pendidikan di Indonesia juga masih sulit dijangkau. Padahal pemerintah mencanangkan dana sebesar 20% dari APBN untuk pendidikan. Akan tetapi istilah sekolah gratis masih belum terealisasikan pada kenyataannya. Pemerintah harus mengatur ulang pendanaan yang diberikan agar setiap warga dapat merasakan pendidikan secara merata. Guru di Indonesia juga harus dibina lagi hatinya supaya bisa melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing dan pendidik dengan baik

Minggu, 19 November 2017

CHORD, TEKNIK DAN CARA STEAM GITAR


Teknik dibutuhkan sebagai wacana untuk memperluas pengetahuan dan bila praktek dilakukan akan lebih mahir juga dalam bermain gitar. Tapi alangkah baiknya kita mempelajari 20 Teknik Bermain Gitar ini. Apalagi jika ingin belajar membaca tabulatur gitar, istilah-istilah dalam teknik gitar ini akan sering kali muncul.
1. Picking
Teknik dimana gitaris mengayunkan pick dari atas kebawah , dari bawah ke atas , atau petikan lainya yang menghasilkan suara yang berbeda , walaupun tetap pada titik yang sama.
- Down Stroke             : Petikan dari arah atas ke bawah
- Up Stroke                  : Petikan dari arah bawah ke atas
- Alternative Picking  : Petikan acak atau tidak teratur urutannya
- Sweep Picking          : Petikan sapuan dari atas kebawah atau sebaliknya
- Multing (Deep)         : Petikan yang diredam bunyinya dengan tangan kanan
- Feedback Picking     : Petikan yang memberi aksen melengking

2. Slur
Teknik slur ini di bagi menjadi 2 yaitu : Hammer-On (ascending slur) dan Pull-Off (descending slur).
- Hammer-On : Teknik dengan menggunakan 2 jari tangan kiri kemudian memetik senar gitar dengan cara mengetuk (hammer/palu) di not ke-2 yang lebih tinggi dengan menggunakan jari tangan kiri yang lain tanpa harus dipetik lagi.
- Pull-Off : Teknik dengan menggunakan 2 jari tangan kiri kemudian memetik senar gitar dengan cara mengetuk pull (mencongkel) di not ke-2 yang lebih tinggi dengan menggunakan jari tangan kiri yang lain tanpa harus dipetik lagi.sementara not Pertama masih berbunyi.
3. Legato
Legato merupakan teknik gabungan slur dari beberapa nada (biasanya dari nada tinggi ke rendah) yang dirangkai menjadi satu kesatuan dalam satu permainan.
4. Bending
Teknik ini pada dasarnya adalah meninggikan bunyi nada dengan cara di gerakan ke atas atau ke bawah dalam satu kolom dengan menggunakan jari.Ada 3 macam teknik Bending, yaitu:
 - Natural Bending
Senar ditekan dengan not yang dikehendaki, lalu jari tersebut digerakan keatas atau kebawah sehingga   bunyi yang dihasilkan lebih tinggi dari bunyi not semula. Untuk senar 1(E), 2(B) dan 3(G) bending dimainkan keatas, sedangkan senar 4(D), 5(A) dan 6(E) dimainkan ke bawah.
- Release Bending
Bending dilakukan terlebih dahulu sebelum dipetik sehingga belum menghasilkan suara, setelah senar digerakkan ke atas kemudian senar tersebut dipetik dan dikembalikan ke not asal tanpa dipetik kembali.
- Unision Bending
Senar yang lebih tinggi atau not yang lebih rendah dari 2 not, di-bending sampai memiliki not yang sama dengan not yang lebih tinggi dan dibunyikan secara bersamaan.     
5. Slide
Teknik menggeser jari yang menekan senar dengan not tertentu menuju ke not yang lain dengan arah maju atau mundur Ascending slide dan Descending slide.
- Ascending Slide, Slide dari fret rendah ke fret tinggi
- Descending Slide , Dari tinggi ke rendah
6. Harmonic
Teknik yang dilakukan untuk menghasilkan suara lebih tinggi dari not asal menggunakan teknik sentuhan jari.
- Left Hand Harmonic
Harmonik dengan tangan kiri pada senar dalam keadaan los atau tidak ditekan, bunyinya akan maksimal ketika digunakan pada fret-fret yang ada tanda atau titiknya.
- Right Hand Harmonic
Harmonik tangan kanan,dimana tangan kiri lebih dulu menekan nada yang akan di harmonik,Sama dengan left hand harmonic,tangan kanan disini juga tidak menekan senar, tetapi cukup menyentuh atau malah memukul senar saja.
7. Tapping
Teknik yang dimainkan tanpa menggunakan pick atau pemetik, melainkan dengan cara jari-jari kedua tangan berada di neck gitar, maka teknik tapping ini bisa juga disebut teknik Two Handed. Teknik tapping ini didasari oleh teknik slur yaitu Hammer-On dan Pull-Off yang dikombinasikan dengan Tap pada jari tangan kanan.
8. String Skipping
Teknik yang di mainkan dengan cara melewati (melangkahi) 1 senar atau skip senar.
9. Sweep Picking
Teknik yang di mainkan seperti gerakan mengusap (sweep), dan di gunakan untuk memainkan teknik yang di sebut Sweeping.
10. Arpegio
Teknik memetik senar degan cara memecah nada dari sebuah chord atau kunci gitar secara bergantian (teratur) . Paling sering di aplikasikan untuk Sweep Picking (Sweeping) tapi arpegio juga bisa di mainkan dengan teknik lain seperti String Skipping yang di sebut "String Skipping Arpegio". 
11. Ascending
Permainan bergerak dari nada rendah ke nada tinggi.
12. Descending
Kebalikan dari ascending, yaitu permainan bergerak dari nada tinggi ke nada rendah.
13. Barre
Satu jari yan menekan beberapa senar atau fret sekaligus.
14. Chicken picking / hybrid picking
Teknik petikan denga menggunakan pick dan jari. biasanya sering di pakai oleh musisi country.
15. Five not per string
Lima not tiap senar.
16. Passing note
Nada yang berfungsi sebagai penghubung.
17. Range
Rentang atau jangkauan nada.

18. Vibrato Vibrato
berasal dari kata vibra yang mengartikan "getaran" .Tehnik membunyikan not dengan cara menekan kearah atas dan kebawah dalam tempo teratur sehingga menghasilkan nada berayun yang teratur, tehnik ini lebih ditempatkan pada not-not yang panjang.
19. Stretching
Gerakan membentangkan jari yang berdekatan sejauh mungkin.
20. Damp
Teknik membunyikan not dengan cara menahan nada yang akan keluar pada gitar. Nada yang dihasilkan tidak terlepas melainkan tertahan hingga menghasilkan bunyi yang tertekan. Pada aliran aliran musik jaman sekarang dap seringkali digabungkan dengan pelepasan chord sehingga menghasilkan harmonik yang unik.



Steam Gitar
Do = A
Senar 1 = A
Senar 2 = E
Senar 3 = C
Senar 4 = G
Senar 5 = D
Senar 6 = A

Do = C

Senar 1 = F
Senar 2 = C
Senar 3 = G#
Senar 4 = D#
Senar 5 = A
Senar 6 = F

Do = D

Senar 1 = D
Senar 2 = A
Senar 3 = F#
Senar 4 = D
Senar 5 = A
Senar 6  = D


Do = E

Senar 1 = E
Senar 2 = B
Senar 3 = G
Senar 4 = D
Senar 5 = A
Senar 6  = E

Do = F

Senar 1 = F
Senar 2 = C
Senar 3 = G#
Senar 4 = D#
Senar 5 = A#
Senar 6  = F

Do = G

Senar 1 = G
Senar 2 = D
Senar 3 = A#
Senar 4 = F
Senar 5 = C

Senar 6  = G

Proses Morfologi

https://wordpress.com/post/reinhardsetiawan2.wordpress.com/37

Rabu, 25 Oktober 2017

Memahami Deretan Morfologis

  1. Deretan Morfologis
Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata (Tarigan,1985 : 4)
Morfologi mengkaji tentang satuan-satuan morfologi, proses-proses morfologi, dan alat-alat dalam proses morfologi itu. Selain objek kajian, dalam morfologi juga terdapat istilah deretan morfologis atau disebut juga paradigma. Deretan morfologi bermanfaat bagi penentuan morfem-morfem.
(Tarigan, 1985: 9) Deretan morfologi adalah suatu daftar atau deretan yang memuat atau berisi kata-kata yang berhubungan, baik dalam bentuk maupun dalam maknanya. Agar kita mengetahui suatu kata terdiri dari berapa morfem, maka kita harus membandingkan kata tersebut dengan kata-kata lain dalam deretan morfologi. Contoh dalam kata bertemu. Selain katabertemu, kita juga lazim mendengar kata ditemukan, menemui, temukan, ditemui, pertemuan, penemuan, penemu, menemukan, dan menemui. Berdasarkan kata-kata tersebut maka deretan morfologinya adalah sebagai berikut. 
ditemukan  
bertemu 
menemui 
temukan 
pertemuan
penemuan 
penemu
menemukan 
temui 
temu

Berdasarkan perbandingan kata-kata yang tertera dalam deretan morfologik di atas, dapat  disimpulkan adanya morfemtemu sebagai unsur yang terdapat pada tiap-tiap anggota deretan  morfologik. Sehingga dapat dipastikan kesimpulannya sebagai berikut.   
kata

kata

kata

kata

kata

kata

kata

kata

kata
ditemukan

bertemu

menemui

temukan

ditemui

pertemuan

penemu

menemukan

menemui
terdiri dari morfem di-, temu dan morfem -kan

terdiri dari morfem ber-,dan  morfentemu

terdiri dari morfem me-, temu dan morfem –i

terdiri dari morfem temudan morfem-kan

 terdiri dari morfem di-temu dan morfem -i,

 terdiri dari morfem temu dan morfemper-an

terdiri dari morfem pe-, morfem temu

 terdiri dari morfem me-,  temu dan morfem kan

terdiri dari morfem me, temu. Dan morfem -i

  1. Hierarki Kata
Hierarki kata adalah susunan, pembentukan, tingkatan atau penjenjangan kata. Jika kita membahas tentang hierarki kata, maka pada prinsipnya kita berbicara mengenai unsur langsung yang membentuk sebuah kata (Terigan, 1985:23). Dalam proses afiksasi (pengimbuhan), sebuah afiks diimbuhkan pada bentuk dasar sehingga hasilnya menjadi sebuah kata (Chaer, 2008:27). Contoh pada dasar tulis diimbuhkan afiks me- maka akan menghasilkan kata menulis yaitu sebuah kata kerja  aktif.
Alat pembentukan  dalam proses morfologi adalah sebagai berikut.
1. Afiks (imbuhan) dalam proses afiksasi.
Proses afiksasi meliputi prefiks (awalan), sufiks (akhiran),  infiks (sisipan) dan konfiks (penggabungan antara awalan dan akhiran),
2.      Pengulangan dalam proses reduplikasi.
Hasil dari proses reduplikasi ini lazim disebut dengan istilah kata ulang. Secara umum dikenal ada tiga macam pengulangan, yaitu kata ulang utuh atau murni, kata ulang berubah bunyi, dan kata ulang sebagian.
3.      Penggabungan dalam proses komposisi.
Proses komposisi yaitu gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna baru. Contohnya merah jambu, merah hati, dan merah bata, mata kucing, mata kerbau, mata harimau, dan sebagainya.
4.      Pemendekan dan penyingkatan dalam proses abreviasi.
Abreviasi adalah proses pemendekan yang terdiri atas singkatan, penggalan, dan akronim. Singkatan adalah pemendekan yang diambil dari huruf awal dan dibaca satu per satu. Contoh BPUPKI, PPKI, UNP, dan sebagainya. Penggalan adalah pemenggalan terhadap sebuah kata. Contoh kata laboratorim menjadi labor. Sedangkan akronim adalah singkatan yang dibaca sebagaimana penulisannya. Contoh Fakultas Ilmu Pendidikan dibaca FIP, Fakulatas Ilmu Sosial dibaca FIS, dan sebagainya.
5.      Pengubahan status dalam proses konversi.
Konversi  adalah pengubahan status makna kata dalam proses penggunaan kata tersebut. Contoh bentuk foto yang berstatus nomina dalam kalimat “ ini adalah foto joko widodo”, dapat diubah statusnya menjadi bentuk foto yang barstatus verba dalam kalimat “ tolong foto kami”.
Dalam kenyataannya, semua satuan gramatikal terkecuali morfem sebenarnya terdiri dari satuan-satuan yang lebih kecil melalui suatu hierarki. Contoh kata pertanggungjawaban, terbentuk dari unsur per-an dan tanggungjawab. Selanjutnya satuan tanggungjawab terbentuk dari unsur  tanggung dan jawab.
                                                                                     
  1. Analisis IC
Analisis IC (Immediate Constituent Analysis) adalah salah satu model atau teknik dalam menganalisis satuan-satuan morfologi. Teknik analisis unsur bawahan langsung pada dasarnya menyatakan bahwa setiap satuan bahasa (yang bukan akar) terdiri atas dua unsur langsung yang membangun satuan bahasa itu. Misalnya bentuk perusak terdiri dari unsur langsung pe- dan rusak, bentuk persaudaraan terdiri dari unsur per-an dan saudara, dan bentuk perkenalan terdiri dari unsur kenal dan konfiks per-an.Dalam melakukan analisis dengan teknik ini, perlu diperhatikan makna dari bentuk tersebut. Misalnya bentuk berpakaian terdiri dari unsur langsung ber- dan pakaian, karena makna berpakaianadalah ‘ mengenakan pakaian’. Lalu bentuk pakaian unsur langsungnya pakai dan sufiks –an.
Bentuk menggeserkan dapat dianalisis atas unsur langsung meng- dan geserkan, tetapi juga dapat dianalisis atas menggeser dan kan-. Namun menurut makna dan urutan pembentukannya, unsur-unsur langsungnya meng- dan geserkan. Jadi sufiks –kan lebih dahulu diimbuhkan pada akar geser menjadi geserkan. Baru kemudian diimbuhkan prefiks meng- sehingga menjadi menggeserkan. Jika dibagankan akan menjadi sebagai berikut.
                                                                 

  1. Bentuk Asal dan Dasar
Bentuk asal atau kata dasar adalah satuan terkecil yang menjadi asal atau permulaan suatu kata kompleks (Tarigan, 1985: 20). Contoh berkemauan terbentuk dari kata dasar mau, kemudian mendapat afiks ke-an menjadi kemauan yang seterusnya mendapat afiks ber- menjadi berkamauan.
Sebuah morfem dasar dapat menjadi bentuk dasar atau dasar (base) dalam suatu proses morfologi. Artinya, dapat diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi, reduplikasi, atau dapat digabung dengan morfem yang lain dalam suatu proses komposisi atau pemajemukan (Chaer, 2008:21). Contoh bentuk asal adalah sebagai berikut.
1.      Pergi dalam kata bepergian.                                                                     
2.     Datang dalam kata berdatangan.
3.    Maju dalam kata kemajuan.
4.   Dapat dalam kata mendapatkan.
5.      Lihat dalam kata melihat.
Bentuk dasar biasanya digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Bentuk dasar ini dapat berupa mofem tunggal, tetapi dapat juga berupa gabungan morfem (Chaer, 2008:22). Sedangkan bentuk dasar adalah satuan, baik tunggal atau kompleks, yang menjadi dasar pembentukan bagi satuan yang lebih besar atau lebih kompleks (Tarigan, 1985:20). Contoh berteriak terdiri dari morfem ber- danteriak, maka yang menjadi bentuk dasar dari berteriak itu adalahteriak. Contoh lain yaitu bersandaran terdiri dari bentuk dasarsandaran dengan afiks ber-, seterusnya kata sandaran terdiri dari bentuk dasar sandar dan afiks –an. Berikut adalah contoh lain bentuk dasar.

Kata
Bentuk Asal
Bentuk Dasar
Keanekaragaman
Aneka ragam
Aneka ragam
Berlarian
lari
lari
Berkeliaran
liar
liar
Mengikatkan
ikat
ikatkan
Ikatkan
ikat
ikat
Berpeluk-pelukan
peluk
pelukan
Pelukan
peluk
peluk
Berkelanjutan
lanjut
kelanjutan
Kelanjutan
lanjut
lanjutan
Lanjutan
lanjut
lanjut

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk asal ada kalanya sama dengan bentuk dasar. Namun  perlu kita ketahui bahwa bentuk asal selalu berupa bentuk tunggal, sedangkan bentuk dasar mungkin berupa bentuk tunggal dan mungkin pula berupa bentuk kompleks.




DAFTAR PUSTAKA


            Tarigan, Henry Guntur, 1985. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa. 
Chaer, Abdul, 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses. Jakarta: PT Rineka Cipta.
 Ba’dulu, Abdul Muis, 2010. Morfosintaksis. Jakarta: PT Rineka Cipta.